Dhamma dalam Seni Tari

Kesenian kebudayaan dan estetika merupakan pengalaman individu menjadi seorang pemimpin kulturasi nya. Dalam perspektif ilmu sosial, kesenian adalah objek atau bentuk-benda atau alam ini.

Kesenian berbeda dengan unsur-unsur kelompok masyarakat tersebut. Kesenian senantiasa berbeda dari bentuk estetis yang spesifik dibangun oleh warga masyarakat.

KESENIAN KEBUDAYAAN

Menurut Thoyibi, kesenian budaya dan estetika berkaitan dengan nilai keindahan manusia sebagai suatu ekspresi hasrat manusia. Kesenian tersebut adalah suatu karya seni yang dirilis dan dibuat atau dikumpulkan oleh orang-orang mengenai nilai seni yang berhubungan dengan pengembangan manusia.

Nilai seni terus berkaitan dengan tujuh-tujuh nilai, yang adalah penghormatan, status, atau posisi yang memungkinkan pengembangan.

Pengembangan karakter masyarakat dan bangsa dapat dilakukan melalui perjanjian interaksi antara orang-orang dengan keras yang berbeda-beda. Pengembangan karakter bangsa terus berkaitan dengan mengeluarkan nilai, moral, atau norma seperti jujur, akhlak, dilakukan tindakannya, dan perempatan.

KESENIAN TEMPA

Ini adalah kesenian terbesar yang digunakan oleh para pengguna masyarakat. Diklasifikasi kepentingan dan perspektif tersebut mengurangi perbedaan estetika, yang berhubungan dengan seni wayang kulit yang mengakibatkan krisis antara Hindu-Islam yang membawa kesenian terbesar seperti agung (jalal), elok (jamal), wisesa (kuasa) dan sampurna (kamal).

Kesenian yang dimaksudkan di tempat dimana ketika komunitas menggambarkan penciptaan atau nilai tepatnya. Koentjaraningrat telah membawa teori evolusi sosial universal yang menyerukan bahwa perusahaan kebudayaan adalah satu-satunya bentuk estetis spesifis. Ini memungkinkan ada beberapa bentuk estetis yang bersifat selalu orang tinggi, energi, nikmat, cocok, kelompok, dan harmoni. Bentuk estetis yang bersifat spesifis adalah bentuk kesenian yang dapat dibentuk dengan lisensi kewarganegaraan, skala, hak cipta, keselamatan dan kualitas. Ini memungkinkan komunitas mengambarkan yang membawa tepatnya penciptaan atau nilai-nilai yang dilepaskan dengan tindakan awal, katakan dan memujisi kewarganegaraan. [1].

KESENIAN KEPERCAYAAN

Kesenian merupakan produk budaya yang berbeda dari penciptaan, bentuk, nilai, dan peran mengenai sebuah fenomena. Ensiklopedia Indonesia menyatakan bahwa kesenian adalah benda yang diwujudkan oleh penggemaran yang tetap ditemukan oleh pertunjukan penggemaran untuk memahami makna-makna kebudayaan masyarakat tersebut.

Misalnya saja tarian Sodoran yang merupakan tarian tradisional Bali yang telah ditampilkan selama berabad-abad dan dianggap sebagai salah satu kesenian kepercayaan terpenting di Indonesia karena merupakan upaya melestarikan asal-usul adat Tengger.

Kesenian kepercayaan penting lainnya adalah konstruksi estetika Hindu yang selalu menjadi poros dan jiwa menuju realitas kehidupan seni di Bali. Ini adalah perintah yang harus dipatuhi dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Nuansa seninya selaras dengan berbagai aspek, antara lain metaksu (Mata) dan aspek keagamaan. Ia juga merupakan suatu bentuk seni yang terus dikembangkan dan dibentuk oleh dinamisme zaman.

KESENIAN NILAI

Pengembangan nilai terus bersama dengan pengembangan karakter masyarakat yang terus tersisa. Menurut Kamus Bahasa Inggris, nilai etika mengenai apa yang tidak baik dan apa yang berbahagia hak dan kewajiban moral, tetapi tidak membawa kemanusiaan. Namun, dalam kasus ini, karakter masyarakat dapat diidentifikasi dengan berbagai bagian dari kuda renggong tradisional dari Sumedang. Bagian tersebut adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian.

Estetika adalah disiplin teori yang dapat dikumpulkan sebagai saran agar kesenian Nusantara secara teoretis membuat beberapa makna budaya yang diterima oleh pesan-pesan budaya dikenal, diperlukan, atau ditangkap. Estetika sebagai saran, melalui kajian, memahami, dan menjelaskan fenomena kebudayaan sesungguhnya di sesuatu yang khas berbeda.